Hari: 17 September 2020

Demam Jual Beli Online Kaskus Mengawali Tren Baru Di IndonesiaDemam Jual Beli Online Kaskus Mengawali Tren Baru Di Indonesia

Demam Jual Beli Online Kaskus Mengawali Tren Baru Di Indonesia

Sekitar sepuluh atau lima belas tahun yang lalu, tidak ada satu orangpun dapat mempercayai akan kemunculan demam jual beli online Kaskus. Masyarakat Indonesia pada umumnya cenderung berhati-hati bahkan paranoid terhadap berbagai macam metode aksi penipuan yang marak terjadi sehari-hari. Dalam kondisi normal, kita pastilah ingin me nyentuh atau lebih lanjut merasakan demonstrasi kegunaan produk yang ingin dibeli.

Kebiasaan yang terlanjur mendarah daging ini tidak terjadi tanpa sebab, melainkan akibat dari banyaknya populasi barang impor dari China. Pada zaman itu, kualitas produk jebolan negeri tirai bambu tersebut sangatlah buruk sehingga cepat rusak alias tidak tahan lama.

Luar biasanya, mereka sanggup meniru penampilan produk ternama sehingga banyak orang tertipu pada saat belanja di pasar. Efek kapok yang timbul karenanya menciptakan sebuah tradisi baru dalam berbelanja khususnya di Indonesia. Tidak ada seorangpun yang berani membeli barang apabila belum melihat bentuk fisik aslinya karena kemasan juga menjadi penilaian utama.

Demam Jual Beli Online Kaskus Mengawali Tren Baru Di Indonesia

Pelopor dunia jual beli online pertama kali dipopulerkan oleh situs forum kenamaan tanah air yaitu Kaskus. Walaupun berpusat pada interaksi alias bincang-bincang antar sesama user, Kaskus juga menyediakan segmen khusus bernama FJB atau Forum Jual Beli. Pengguna yang biasa akrab mendapat sebutan kaskuser, biasanya akan mengawali kegiatan berdagang melalui pembuatan thread.

Demam Jual Beli Online Meledak Berkat FJB Kaskus

Kemajuan pesat situs Kaskus juga turut berkontribusi pada pertumbuhan pengguna FJB di sub forumnya. Puncaknya pada 2008, demam jual beli online pertama kali meledak sampai terjadi lonjakan baik itu pembeli dan penjual secara signifikan. Kaskus begitu nyentrik pada masanya, sebab seller mereka mendapat kebebasan penuh dalam menghias ‘lapak’ sekreatif mungkin ibarat langit adalah batasannya.

Demam transaksi online

Tren jual beli daring di Kaskus menawarkan segudang pengalaman baru yang tidak pernah dapat tergantikan oleh transaksi konvensional. Untuk pertama kalinya, netizen mulai memberanikan diri untuk mentransfer sejumlah uang kepada penjual meskipun hanya bermodalkan rangsangan visual berupa foto belaka.

Seperti ketika bermain game, entah bagaimana seakan ada sihir yang mendorong kita untuk berbelanja online karena menimbulkan efek ketagihan tersendiri. Ketika berbelanja timbul sensasi ketika menerima paket dan membukanya di rumah, mirip seperti pada saat kita mendapat kado ulang tahun.

Lambat laun, semakin banyak orang memanfaatkan jasa Forum Jual Beli Kaskus sampai websitenya terkadang harus mengalami down server. Penyebabnya tidak lain karena betapa penuhnya traffic pengunjung melebihi batas kuota yang dapat diatasi oleh server pusatnya.

Meminjam peribahasa lama kira-kira mengatakan bahwa tingginya sebuah pohon maka bertambah keras pula terpaan angin terhadapnya. Jumlah seller nakal serta berniat jahat semakin bertambah banyak meracuni ekosistem jual beli online di FJB Kaskus. Pihak manajemen sendiri mengaku kewalahan memberantas tindak kriminalitas cyber dalam situs kebanggaan mereka.

Maraknya Penipuan Jual Beli Serta Solusi Mengatasinya

Maraknya Penipuan Jual Beli Serta Solusi Mengatasinya

Penipuan masif tidak dapat terhindarkan lagi, menyebabkan munculnya sejumlah komplain maupun testimonial buruk yang mencoreng nama baik Kaskus. Tak jarang pula kasusnya terjadi mengenai pembeli yang sudah mentransfer uang namun belum mendapat kiriman barang dari penjual FJB.

Golongan konservatif dalam tubuh masyarakat Indonesia menertawakan keadaan tersebut, seolah mereka telah meramalkan bahwasannya peristiwa ini pasti kejadian. Perlahan tapi pasti, satu demi satu kaskuser bergerak meninggalkan FJB yang dulunya menjadi forum kesayangan bagi mereka.

Berbagai solusi sempat terpikirkan demi meminimalisir terjadinya ragam bentuk penipuan dalam transaksional FJB Kaskus. Andrew Darwis selaku owner website tersebut menghimbau calon konsumen untuk menelusuri rekam jejak para seller yang menjual barang incaran mereka. Indikatornya adalah melalui seberapa banyak reputasi baik bertanda barisan kotak berwarna hijau di bawah nama akun seller.

Cara ini gagal total, sebab terlalu banyak mendapat hambatan dan berbagai kendala seputar efektifitasnya. Lagipula, akal bulus para kelompok jahat ini jauh lebih kreatif dengan beternak akun seller untuk kemudian dijual.

Tidak langsung putus asa, muncullah inovasi baru bernama jasa rekber alias rekening bersama oleh pihak swasta. Metode ini mendapat apresiasi positif dari warganet karena berhasil menekan angka kasus penipuan dalam FJB kaskus. Mekanismenya kurang lebih si penyedia jasa bertindak sebagai perantara atau penengah dalam sebuah transaksi.

Maraknya Penipuan Jual Beli

Buyer mentransfer uang ke pihak rekber, kemudian akan diteruskan ke seller apabila pembeli sudah menerima paket barang. Ironisnya, justru komplotan jasa rekber lah yang berganti peran menjadi penipu besar-besaran sehingga sekali lagi Kaskus tercoreng nama baiknya.

Dalam sebuah tragedi pastilah ada sisi positif bersembunyi yang bisa kita gali jika teliti dan tekun mencari jawaban. Sayangnya, secercah harapan itu malah lebih dulu ditemukan oleh perusahaan lain yaitu Tokopedia. Setelah mempelajari kecacatan dalam metode transaksi rekber, Tokopedia membangun website mandiri yang khusus menyediakan jasa rekening bersama dalam skala global.

Bedanya adalah, kali ini mereka patuh pada hukum serta undang-undang yang ditunjukkan dalam kelengkapan ijin usaha dan sertifikat kelayakan menyediakan jasa. Kaskus semakin tenggelam, namun Tokopedia tambah bersinar cerah masa depannya sampai berhasil menjadi raksasa e-commerce 2020 ini.